Sabtu, 26 Oktober 2013

Kelas Disegel, Siswa SD Belajar di Teras




PALU – Selama kurang lebih empat bulan siswa SDN 5 Kayumalue, Kota Palu harus belajar dengan kondisi yang memprihantinkan. Sejumlah siswa kelas 1 dan kelas 2 sekolah tersebut, terpaksa belajar di teras sekolah, akibat ruang kelas disegel salah seorang warga yang mengklaim diri sebagai ahli waris lahan di dua kelas itu.
 Seperti yang terlihat Kamis kemarin (24/10), sejumlah siswa harus rela belajar di lantai teras sekolah beralaskan kertas koran. Sementara pintu ruangan kelas 1, kelas 2 dan ruang guru dipalang sejumlah kayu oleh ahli waris tanah. Proses belajar mengajar di sekolah tersebut pun tidak berjalan dengan baik.
“Kita sangat tidak nyaman di sini. Terganggu sekali, karena tidak konsentrasi,” ujar Dea, siswa kelas 2.
Meja serta kursi yang ada juga tidak bisa digunakan, karena berada di dalam kelas, begitupun dengan papan tulis yang dipakai guru mengajar. Para guru pun takut untuk mengeluarkan meja dan kursi serta sejumlah barang dari dalam kelas karena sudah disegel. Untuk menyiasati papan tulis yang tidak ada, para guru terpaksa memanfaatkan jendela kelas yang digunakan sebagai media menuliskan pelajaran bagi siswa.
 Wali kelas II, Eva mengaku selama hampir empat bulan kondisi seperti ini dialami siswanya. Suasana bising kendaraan karena berdekatan langsung dengan jalan raya, membuat para siswa sulit untuk berkonsentrasi menerima pelajaran. “Pelajaran hari ini yang kita berikan, besok sudah mereka (siswa) lupa,” tuturnya.
Total ada sekitar 30 murid yang belajar di teras sekolah. Masing-masing 16 orang siswa kelas 2 dan 14 orang siswa kelas 1. Pihak sekolah juga pernah menyiasati keadaan itu untuk menggabungkan para siswa di ruang perpustakaan. Namun hal itu tidak bertahan lama, karena ruangan terasa sempit dan digunakan siswa dari dua kelas.
“Kita dari pihak sekolah melalui kepala sekolah sudah memberitahu ke dinas kota. Sudah ada orang dari pemerintah yang datang lihat kondisi ini. Tapi belum ada tindak lanjutnya,” jelas Eva yang juga mengatakan siswanya sempat merasakan belajar di dalam kelas namun hanya selama dua minggu kemudian disegel kembali.

Terpisah, Harson, warga yang mengklaim sebagian bangunan sekolah berdiri di atas lahan warisan orang tuanya, mengatakan, ada sekitar 413 meter persegi lahan miliknya. Sebagian itu digunakan untuk bangunan SDN 5 Kayumalue. Penyegelan ruang kelas yang berdiri di lahan miliknya itu, dilakukan karena merasa tidak ada penyelesaian sengketa lahan dari Pemkot Palu selama hampir satu tahun.
“Saya terpaksa menyegel kelas itu sebagai bentuk protes. Sebab sebagian lahan yang berdampingan dengan sekolah itu ternyata telah dijual dengan orang lain tanpa persetujuan ahli waris. Padahal orang tua kami meminjamkan lahan untuk balai desa bukan untuk dijual kembali ke orang lain,” terang Harson.
Pihak ahli waris, lanjut dia, hanya menginginkan separuh tanah yang ada di samping ruang kelas yang masih satu kampling dengan tanah sekolah untuk dikembalikan. Sebelum itu bisa direalisasikan oleh Pemkot, maka segel akan tetap terpasang. Beberapa waktu lalu diakui Harson, segel sempat dibuka selama dua minggu. Tapi tidak ada kejelasan dan hanya mendapat janji-janji dari pihak Pemkot Palu, maka dia kembali menyegel dua ruang kelas dan satu ruang guru di sekolah tersebut.
 “Kita sebenarnya tidak ingin anak-anak belajar di luar seperti itu. Tapi kami selaku ahli waris hanya menginginkan keadilan. Kita tidak permasalahkan jika tanah untuk sekolah, tapi tanah yang di sampingnya hanya untuk kepentingan pribadi,” ungkapnya.
Dia menceritakan, pada 1950 an, orang tua ahli waris memang menyerahkan lahan seluas 413 meter kepada pemerintah untuk balai desa. Namun tanpa hitam di atas putih. Seiring waktu tanah tersebut, setengahnya dibangun gedung sekolah. Sementara balai desa sudah dibongkar, dan diketahui pihak keluarga telah dijual untuk kepentingan pribadi. “Ini lah yang saat ini kita ingi tuntut. Pemerintah kota juga harus bertanggung jawab,”  tandasnya.(agg)


Senin, 21 Oktober 2013

ACARA PEMBUKAAN FESTIVAL TELUK PALU 2013



            Acara pembukaan festival teluk palu dilakukan oleh bapak walikota Rusdi mastura, disambut dengan pagelaran musik tradisional kota palu  yang berlangsung di seputaran pantai talise.


            Dalam rangka hari ulang tahun kota palu, panitia festival teluk palu mengadakan expo secara rutin setiap pada tanggal 27 september, dan beusaha menampilkan pagelaran seni bagi masyarakat kota palu. 

Acara ini dibuka oleh walikota palu Rusdi mastura di seputaran pantai kelurahan talise. Festival ini juga banyak dihadiri staf pemerintah daerah kota Palu. Dan acara Festival teluk Palu ini setiap tahunnya diadakan agar menjaga kebudayaan khas Palu. Pentas acara ini, banyak ditampilkannya kesenian seperti  musik drum band, tarian khas palu, hias menghias kendaraan tradisional (dokar), pemilihan randa kabilasa dsb.
            Rusdy Mastura berharap Festival Teluk Palu bisa meningkatkan jumlah wisatawan di Ibu Kota Sulawesi Tengah ini. Kegiatan itu diharapkan juga bisa melestarikan tradisi lokal masyarakat yang berada di sekitar Teluk Palu. (Berita dan foto didokumentasikan oleh:  suandi)



.


Selasa, 26 Maret 2013

Istilah-istilah dalam Photography

Dalam dunia fotografi, seorang fotografer tentu akrab dengan istilah-istilah fotografi, seperti ISO, AE, F, DOF, dan masih banyak lagi istilah lainnya. Bagaimana dengan para pemula-pemula yang baru saja mengenal ataupun baru dalam dunia fotografi, contohnya seperti saya, tentunya istilah-istilah ini masih dianggap asing, tapi teman-teman jangan berkecil hati, diblog ini saya akan membagikan berbagai tips dan trik mengenai fotografi, termasuk dengan istilah-istilah di dunia fotografi dari A-Z. Berikut istilah-istilah umum yang sering dijumpai dalam dunia fotografi:
A
Simbol untuk Auto yaitu mode otomatis penuh, mulai dari pengturan diafragma (Aperture), Sutter Speed, ISO, Flash, dan lain sebagainya.
ASA
Singkatan dari American Standards Assosiation atau disebut juga dengan istilah ISO (International Organisation of Stanrization) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan dan sensitifitas film dari cahaya. Semakin rendah angka ASA / ISO (contoh 80), maka akan semakin rendah pula tingkat kepekaan cahya pada film. Semakin tinggi ASA / ISO (misal 1600), maka makin tinggi pila tingkat kepekaan cahya.
 
Aperture
Aperture adalah bukaan diafragma yang mengtur banyaknya cahaya yang akan diteruskan oleh lensa. Aperture dilambangkan dengan huruf F, contoh F2.8, F4, F5.6, F8 dan seterusnya. Semakin kecil angka f, maka bukaan diafragma akan semakin besar, sedangkan semakin besar angka f, maka bukaan diafragma akan semakin kecil.
 
AF
AFmerupakan istilah untuk Auto Focus atau fokus otomatis. AF adalah proses bekerjanya lensa secara otomatis untuk menemukan focus dari objek yang akan difoto dengan cara menekan setengah dari tombol Shutter.
 
AV Priority
Merupakan pengturan kamera yang lebih memprioritaskan besarnya bukaan diafragma (Aperture), sementara Shutter Speed akan menyesuaikan secara otomatis.
 
Blitz
Blitz disebut juga dengan flash, adalah cahaya kilat yang berguna untuk membantu pencahyaan pada objek ketika tombol shutter ditekan.
Bounce
Bounce adalah cahaya flash yang dipantulkan, sehingga cahaya tersebut tidak langsung memancar ke objek. Tujuan menggunakan bounce adalah agar cahaya yang di hasilkan lebih lembut (Soft) dan merata.
 
Back light
Backlight adalah sumber cahaya yang berada dibelakang objek, sehingga akan menghasilkan effek siluet (Silhouete) pada foto.
 
Bulb
Bulb adalah Shutter Speed yang di tentukan sesuai dengan lamanya menekan tombol Shutter.
 
CCD
CCDatau Charge Couple Device digunakan sebagai media penangkap cahaya atau gambar pada kamera digital.
 
CMOS
CMOS adalah singkatan dari Complementary Metal Oxide Semiconductor, berfungsi sama dengan CCD, hanya saja konsumsi daya yang dibutuhkan lebih rendah.
 
DOF
Singkatan dari Depth of Field, biasa disebut dengan ruang tajam, yaitu ruang tertentu pada gambar tampak lebih tajam, sehingga terlihat detailnya, sementara ruang yang lain akan tampak lebih buram (blur). 
Diafragma merupakan istilah lain dari Aperture.
 
Evaluative
Evaluative adalah istilah untuk pengukuran cahaya pada seluruh area gambar.
 
EXIF
EXIF merupakan singkatan dari Exchangeable Image File, yaitu informasi yang terekam pada saat pengmbilan foto, yaitu berupa waktu, jenis kamera, aperture,Shutter Speed, dan lain sebagainya.
 
Exposure
Exposure adalah istilah untuk menyebut banyaknya cahaya yang tertangkap pada sensor kamera.
 
Exposure Compensation
Exposure Compensation adalah istilah untuk mengatur kompensasi cahaya sesungguhnya agar menjadi lebih terang atau gelap.
 
Focal Length
Focal Length merupakan panjang focal atau fokus, yaitu jarak antara lensa dengan titik focus pada sensor.
 
Fix Lens
FixLens adalah istilah untuk lensa Fix tau tetap, tidak dapat diatur jarak focalnya.
 
Flash
Flash merupakan istilah lain untuk Blitz.
 
Hot Shoe
HotShoe merupakan istilah untuk dudukan tempat flash tambahan.
 
ISO
Merupakan istilah lain untuk ASA.
 
M
M merupakan singkatan dari Manual, yaitu pengaturan kamera yang dilakukan secara manual, baik berupa Aperture, shutter Speed, metering, focus,dan lain sebagainya.
 
Metering
Metering adalah prioritas pengukuran cahaya yang umumnya terdiri dari 3, yaitu Evaluative, Center weight, dan Spot.
 
MF
Adalah istilah untuk Manual Focus, yaitu focus yang diatur dengan cara manual dengan memutar focal lenght pada lensa. Kebalikan MF adalah AF (Auto Focus).
 
Macro
Macro adalah teknik pengambilan foto dimana focus gambar hanya pada objek, sehingga dihasilkan gambar detail pada objek.
 
OE
OE merupakan singkatan dari Over exposure, yaitu cahaya yang masuk terlalu banyak, sehingga bagian yang terang akansemakin terang dan cenderung silau dan berwarna putih.
 
P
P merupakan singkatan dari Program, yaitu mode pada kamera yang secara otomatis akan mengatur pembuakaan diafragma (Aperture) dan Shutter Speed sesuai dengan kondisi cahaya pada saat objek gambar tersebut terekam. Pengaturan pencahayaan hanya dapat diatur pada Exposure compensation.
 
Rana
Merupakan istilah lain untuk Shutter, yaitu tirai yang dapat membuka dan menutup untuk mengtur banyaknya cahaya yang masuk kesensor. Semakin lama bukaan rana, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, kecepatan rana (Shutter Speed) menggunakan satuan detik.
Red Eye
RedEye merupakan efek merah pada mata ketika pengambilan gambar yang dilakukan pada tempat gelap atau pada malam hari.
 
TV
Merupakan istilah untuk mode Shutter Speed priority, yaitu pengaturan kamera lebih diprioritaskan pada kecepatan bukaan rana (Shutter), sementara bukaan diafragma (Aperture) akan menyesuaikan secaraotomatis.
 
Tele Lens
Adalah istilah untuk lensa tele, yaitu lensa yang digunakan untuk mendekatkan objek yang jauh.
 
TTL
TTL merupakan singkatan dari Trough The Lens, yaitu pengukuran cahaya yang dilakukan melalui lensa.
 
USM
USM adalah singkatan dari Ultrasonic Motor,yaitu motor penggerak dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi, yang terdapat pada lensa. Motor ini akan bekerja ketika lensa di set pada mode AF (Auto Focus).
 
Under Exposure
Under Exposure adalah istilah untuk hasil foto yang tampak lebih gelap dari aslinya.
 
View finder
View finder merupakan sebutan untuk jendela bidik yang terdapat pada kamera.
 
Wide Angle
Wideangle adalah istilah untuk sudut yang lebar dan objek tampak menjadi lebih kecil dan jauh.
 
Zoom
Zoom merupakan istilah pada pengturan jarak dengan cara memutar (memajukan-memundurkan) fokal (FocalLength) pada lensa.

Sekian dulu istilah-istilah dalam fotografi yang dapat saya sampaikan, jika ada kesalahan dalam penulisan, pertanyaan dapat anda lontarkan dalam kotak omentar. Kerena komentar dari anda merupakan faktor yang dapat membangun blog ini untuk menjadi lebih baik lagi.

Ruang lingkup dan teori dasar desain komunikasi visual


Ruang lingkup Desain Komunikasi Visual Meliputi:
  1. Advertising (periklanan)
  2. Animasi
  3. Desain identitas Usaha (corporate identity)
  4. Desain Marka lingkungan
  5. Multimedia
  6. Desain Grafis Industri (promosi)
  7. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dll
  8. Cergam (komik, karikatur, Poster)
  9. Fotografi, tipografi dan ilustrasi

Teori desain komunikasi visual :
A. Teori Sensual
-Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.
Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa, karena banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual dapat terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:
1. Kedekatan posisi (proximity)
2. Kesamaan bentuk (similiarity)
3. Penutupan bentuk
4. Kesinambungan pola (continuity)
5. Kesamaan arah gerak (common fate)
- Gestalt dan Komunikasi Visual
Kekuatan teori gestalt terhadap persepsi visual adalah perhatiannya terhadap bentuk-bentuk yang menyusun konten sebuah gambar. Analisis dari suatu gambar harus dimulai dengan konsentrasi kepada bentuk-bentuk yang secara alamiah muncul dalam gambar. Ingatlah bahwa warna, bentuk, kedalaman, dan pergerakan adalah karakteristik dasar dari suatu gambar yang memberitahu otak. Gestalt mengajarkan komunikator visual untuk menggabungkan unsur-unsur dasar tersebut menjadi keseluruhan yang bermakna. Pendekatan ini juga mengajarkan seniman grafis untuk memusatkan perhatian pada unsur-unsur tertentu dengan bermain melawan prinsip-prinsip gestalt. Sebagai contoh, sebuah logo perusahaan (atau merek dagang) akan diketahui dalam sebuah iklan jika memiliki bentuk yang berbeda, ukuran, atau lokasi dalam kaitannya dengan elemen-elemen lain dalam layout.
-Konstruktivisme
Pendekatan gestalt telah dikritik karena hanya menggambarkan persepsi daripada memberikan penjelasan tentang bagaimana persepsi ini sebenarnya memberi makna pada sebuah gambar. Akibatnya, beberapa psikolog gestalt berusaha untuk mengembangkan teori-teori yang membantu menjelaskan pentingnya keadaan mental si pengamat sendiri ketika sedang aktif mengamati.
Pada tahun 1970, Julian Hochberg, seorang profesor psikologi di Universitas Columbia, menemukan bahwa mata pengamat terus-menerus bergerak ketika mereka mengamati gambar. Fokus fiksasi ini semua bergabung dengan ingatan jangka pendek pengamat untuk membantu membangun sebuah gambaran dari suatu kejadian. Pengamat menyusun adegan dengan fiksasi mata jangka pendek bahwa pikiran bergabung menjadi kesatuan gambar. Untuk Hochberg, pendekatan yang gestalt gambarkan kepada pengamat terlalu pasif. Sebaliknya, konstruktivisme menekankan gerakan mata pengamat dalam keadaan persepsi aktif.

B. Teori Perseptual
-Semiotika
Bendera yang ditinggikan di atas stadion sepak bola dan ditonton takzim selama menyanyikan lagu kebangsaan di tribun dan di lapangan adalah sebuah tanda. Tangan kanan ditempatkan di dekat dada selama menyanyikan lagu kebangsaan adalah suatu tanda. Kata-kata yang dikeluarkan dalam program tentang pemain sepak bola di lapangan adalah tanda-tanda. Close-up foto-foto pemain berjongkok dan menunggu menjentikkan bola selama pertandingan adalah tanda-tanda. Angka yang menyala di papan angka adalah tanda-tanda. The “high-five” menampar seorang teman setelah tim touchdown adalah tanda. Siluet sederhana menggambarkan seorang laki-laki di atas pintu kamar pria adalah sebuah tanda.
Sebuah tanda hanyalah sesuatu yang berdiri untuk sesuatu yang lain. Setelah membaca daftar sebelumnya tanda-tanda Anda mungkin bertanya: Apa yang bukan tanda? Itu pertanyaan yang bagus karena hampir semua tindakan, objek, atau gambar akan berarti sesuatu kepada seseorang di suatu tempat. Representasi fisik adalah sebuah tanda jika memiliki makna di luar obyek itu sendiri. Akibatnya, makna di balik tanda-tanda harus dipelajari. Dengan kata lain, untuk sesuatu yang menjadi tanda, para penyimak harus memahami maknanya.
- Penerimaan Semiotika
Pierce dan de Saussure tidak terlalu tertarik pada aspek-aspek visual tanda-tanda. Mereka adalah ahli bahasa tradisional yang mempelajari cara kata-kata digunakan untuk mengomunikasikan arti melalui struktur naratif. Namun, selama bertahun-tahun semiotika telah berkembang menjadi teori persepsi yang melibatkan penggunaan gambar dalam cara yang tak terduga. Sebagai contoh, Sebeok mengidentifikasi beberapa topik semiotika yang telah dipelajari peneliti. Selain topik yang jelas mengenai tanda-tanda visual dan simbol digunakan dalam desain grafis, mereka termasuk semiotika teater, dimana unsur-unsur kinerja dianalisis; semiotika televisi dan komersial; semiotika pariwisata; semiotika dari tanda-tanda yang digunakan dalam seragam pramuka; sistem semiotika notasi yang digunakan di tarian, keterangan notasi yang digunakan dalam tari, musik, logika, matematika, dan kimia; dan semiotika perkotaan, di mana kota dipandang sebagai simbol sosial. Lapangan semiotika telah menjadi sangat populer sehingga jurnal, konferensi internasional, dan departemen akademik di universitas sekarang mengabdikan diri untuk semiotika.
- Tiga Jenis Tanda
Pertama kali yang penting dalam lapangan semiotik, lapangan sistem tanda, adalah pengertian tanda-tanda itu sendiri. Dalam pengertian tanda ada dua prinsip, yaitu penanda (signifier) atau yang menandai, yang merupakan bentuk tanda, dan petanda (signified) atau yang ditandai, yang merupakan arti tanda. Merujuk teori Pierce, maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Di antaranya: ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan, tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Misalnya, foto Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah ikon dari Pak Sultan. Peta Yogyakarta adalah ikon dari wilayah Yogyakarta yang digambarkan dalam peta tersebut. Cap jempol Pak Sultan adalah ikon dari ibu jari Pak Sultan. Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya: asap dan api, asap menunjukkan adanya api. Jejak telapak kaki di tanah merupakan tanda indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature) adalah indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya: Garuda Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki perlambang yang kaya makna. Namun bagi orang yang memiliki latar budaya berbeda, seperti orang Eskimo, misalnya, Garuda Pancasila hanya dipandang sebagai burung elang biasa.
-Gambar, kumpulan tanda
Roland Barthes menggambarkan rantai asosiasi atau tanda yang membentuk narasi gambar. Dalam bahasa verbal narasi ini seperti garis. Satu kata mengikuti berikutnya dalam aturan tertentu berbasis pesanan. Dalam hal itu, komunikasi verbal dianggap tidak bersambungan satu sama lain. Tanda-tanda dalam gambar disajikan dalam berbagai cara, banyak sekali tergantung pada gaya pembuat gambar. Meskipun rantai tanda-tanda yang lebih ketat dikontrol dengan teks daripada gambar, satu pengecualian mungkin puisi, dimana susunan kata-kata dapat menjadi nonlinier. Istilah umum untuk asosiasi rantai Barthes adalah kode. Melalui sejarah dan adat istiadatnya, masyarakat mengembangkan sistem yang kompleks untuk kode. Demikian tanda-tanda individu digabungkan untuk mengkomunikasikan ide-ide rumit dalam bentuk kode ini. Asa Berger menyarankan empat jenis kode: metonimis, analogis, displaced, dan ringkas (condensed).
Sebuah kode metonimis adalah kumpulan tanda-tanda yang menyebabkan penyimak membuat asosiasi atau asumsi. Sebuah foto dalam iklan menunjukkan tanda-tanda tentang ruang tamu dengan lukisan-lukisan mahal di dinding, panel kayu yang nyata, kaya kain perabot, pencahayaan lembut, dan api menyala di bawah sebuah mantel akan berkomunikasi secara metonimis tentang prospek asmara atau kenyamanan untuk warga kelas atas.
Sebuah kode analogis adalah kelompok tanda-tanda yang menyebabkan penyimak membuat perbandingan mental. Kertas tulis kuning bisa mengingatkan seorang penulis kulit kuning dari lemon karena warnanya yang serupa.
Akhirnya, kode singkat adalah beberapa tanda-tanda yang dapat bergabung menjadi baru, tanda komposit. Video musik dan periklanan televisi diilhami oleh mereka yang unik dan seringkali memiliki makna yang tak terduga. Tanda musisi, penari, musik, teknik editing cepat, grafik, warna, banyak gambar, dan sebagainya semua adalah bentuk pesan yang kompleks. Dalam budaya pesan ini ditujukan untuk kode singkat yang memiliki arti relevan. Tetapi bagi mereka di luar budaya itu, gambar sering membingungkan, acak, dan tanpa tujuan. Cara individu mengkombinasikan bentuk tanda-tanda dan pesan yang bermakna mereka sendiri seringkali tidak dapat dikendalikan oleh para pencipta tanda-tandanya. Tipe kode ini adalah yang paling menjanjikan untuk cara baru komunikasi dan tempat penelitian semiotika perlu terjadi.
Simbol sering membangkitkan tanggapan emosional yang kuat di antara penonton. Pembakaran sebuah bendera nasional negara sebagai sikap protes adalah simbol yang kuat menantang dan kemarahan. Ini bukan hanya suatu tindakan untuk menciptakan panas melalui pembakaran sepotong kain. Semiotika mengajarkan pentingnya simbolisme dalam tindakan persepsi dan komunikasi visual. Seorang penonton yang tahu makna di balik tanda-tanda yang digunakan dalam gambar yang rumit akan mendapatkan wawasan dari itu, sehingga gambar lebih mudah diingat. Bahaya menggunakan tanda-tanda kompleks sebagai bagian dari suatu gambar adalah bahwa mereka mungkin disalahpahami, diabaikan, atau ditafsirkan dengan cara yang salah. Namun demikian, tantangan bagi komunikator visual, yang dinyatakan dalam studi semiotika adalah bahwa bila digunakan dengan benar, tanda-tanda dapat menawarkan cara-cara komunikasi yang sebelumnya tidak dikenal.

-Kognitif
Menurut pendekatan kognitif, penonton tidak hanya menyaksikan keterangan objek yang terstruktur, seperti dalam teori gestalt, tetapi juga secara aktif tiba pada suatu kesimpulan tentang persepsi melalui operasi mental.
Carolyn bloomer mengidentifikasi beberapa aktifitas mental yang bisa memengaruhi persepsi visual: ingatan, proyeksi, harapan, selektifitas, habituasi (hal membiasakan diri), saliance, disonansi (ketidaksesuaian), budaya dan kata-kata.


C. Melihat dengan jelas adalah aktifitas manusia
Semiotika dan pendekatan kognitif komunikasi visual menyatakan bahwa pikiran manusia adalah organisme hidup dan jauh lebih rumit dimana ilmu pengetahuan mungkin tidak sepenuhnya mengerti. Tapi berarti koneksi antara apa yang orang lihat dan bagaimana mereka menggunakan gambar-gambar tersebut muncul ketika proses mental dipandang sebagai manusia bukan suatu proses mekanis.

D. Hubungan Teori Dasar Komunikasi Visual dengan Teknologi Pendidikan
Dalam kurikulum dan teknologi pendidikan, seorang teknolog pendidikan dalam merancang pembelajaran memerlukan ilmu mengenai tanda yang terdapat dalam semiotika, membutuhkan teori gestalt dalam menampilkan gambar sebagai media penyampaian pesan, memerlukan ilmu yang mendukung proses penyebaran informasi maupun teori-teori dasar lain dari komunikasi visual agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh para pelajar.


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes